"Berihtisab" merupakan konteks agama Islam, khususnya dalam ibadah keseharian orang berIMAN.
Prinsif hidup pribadi Ihtisab menjalankan printah tuhan dengan konsep Pribadi yang matang karena sudah Aqil balig (Akil Baligh= Wikipedia)
Jangan kaget jika menengok Rabb orang lain usia boleh tua namun spiritualnya ?
Itulah Realita dunia, biarkan saja ? tugas mu hanya menyerukan ... I's Oke
Seperti puasa, adalah mengharapkan pahala dari Allah atas amal ibadah yang dilakukan.
Jadi, saat seseorang melakukan suatu ibadah, seperti puasa Ramadhan, dengan niat mengharapkan pahala dan ridha dari Allah, maka ia telah melakukan ihtisab.
Apakah perlu jadi Pribadi Ihtisab
Berikut adalah beberapa poin terkait ihtisab:
Niat yang Kuat: Ihtisab berkaitan erat dengan niat dalam beribadah.
Niat ini harus ikhlas karena Allah semata, dan disertai harapan akan pahala serta balasan baik dari-Nya.
Mengharap Balasan Allah: Ihtisab berarti meyakini bahwa segala amal ibadah akan mendapatkan balasan dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Motivasi Beribadah:
Ihtisab menjadi motivasi kuat untuk terus beribadah dan beramal saleh, karena seseorang yakin bahwa ibadahnya akan bernilai di sisi Allah.
Sabar dalam Menghadapi Ujian: Ihtisab juga berkaitan dengan kesabaran dalam menghadapi musibah atau cobaan.
Seorang mukmin yang berihtisab akan meyakini bahwa di balik setiap musibah ada hikmah dan pahala dari Allah.
Contoh Ihtisab
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:مَنْ أَذْهَبْتُ حَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ وَاحْتَسَبَ لَمْ أَرْضَ لَهُ ثَوَابًا دُونَ الْجَنَّة
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Allah ta’ala berfirman,
‘Barangsiapa yang Aku berikan ujian berupa kebutaan pada kedua matanya lalu dia bersabar dan berihtisab (mengharap pahala dari-Ku ) maka Aku akan berikan kepadanya pahala berupa Surga.’” (HR. at-Tirmidzi, no. 2325 dengan sanad yang shahih)
Faedah Hadits:
Isyarat tentang besarnya nikmat penglihatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang wajib untuk disyukuri.
Allah ingatkan dalam firman-Nya,
أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْن “
Bukankah telah Kami jadikan untuknya (manusia) kedua mata” (QS. Al-Balad: 8)
Buta mata bukan berarti Buta Hati
Kebutaan mata adalah salah satu bentuk ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya;
Kewajiban bersabar dan berihtisab saat mendapatkan ujian dan cobaan dari Allah dan larangan berkeluh kesah;
Balasan Surga bagi orang yang bersabar dan berihtisab saat menghadapi ujian berupa kebutaan mata.
Luasnya rahmat dan kasih sayang Allah dimana di balik ujian dan musibah yang dihadapi seorang hamba terdapat keutamaan dan pahala yang luar biasa selama hamba tersebut sabar dan ihtisab.
Ciri-ciri Ibadah dengan Ihtisab
1. Mengharapkan Ridha Allah
Niat utama dalam beribadah adalah untuk mencari keridhaan dan cinta Allah, bukan untuk puji-pujian manusia (riya') atau sekadar mengikuti kebiasaan.
Merasa Ringan dan Gembira: Ibadah yang dilakukan dengan ihtisab tidak terasa sebagai beban.
Pelakunya merasa senang, bersemangat, dan bersyukur atas kesempatan beribadah.
2. Meyakini Pahala dari Allah
Seseorang yang melakukan ihtisab meyakini sepenuhnya akan keutamaan dan pahala besar yang dijanjikan Allah bagi orang yang beribadah dengan ikhlas.
Rasa Tenang dan Lapang:
Ibadah dengan keimanan dan ihtisab akan membawa ketenangan dan kedamaian hati bagi pelakunya.
Perbedaan IHtisab dengan Ibadah Biasa
Ibadah biasa mungkin hanya dilakukan karena kewajiban atau kebiasaan, tanpa motivasi kuat untuk mendapatkan pahala dari Allah.
Ihtisab melatih seseorang untuk beribadah dengan kualitas yang lebih tinggi, menjauhkan dari riya' dan sum'ah, serta memastikan ibadah benar-benar bernilai di sisi Allah.
Keutamaan Ihtisab:
Bagi orang yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan ihtisab, Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu.
Hal ini merupakan bentuk pemborosan jika waktu dan energi hanya digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat,
Sementara Ramadhan adalah kesempatan emas untuk mengumpulkan pahala dan meningkatkan kualitas diri.
Contoh Ihtisab:
Seseorang yang berpuasa dengan mengharapkan pahala puasa, atau seseorang yang bersabar dalam menghadapi musibah dengan mengharap pahala kesabaran dari Allah, adalah contoh dari berihtisab.
Secara sederhana, ihtisab adalah sikap mental yang mengharapkan pahala dan ridha Allah atas setiap amal ibadah dan kesabaran dalam menghadapi cobaan
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلۡتَـنۡظُرۡ نَـفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَؕ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ ١٨
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
Allahu a’lam bishawab wa Allahul Musta’an [ ]




