Perjalanan hidup seorang muslim tidak selamanya berada diatas jalan kebaikan.
Tetapi kadangkala ada rambu-rambu yang dilanggar seperti menunda-nunda shalat, ghibah, dusta, iri hati, maksiat dan lainnya.
Dunia Fana
Apa yang ada di dunia ini merupakan fatamorgana
Tergantung kita inginkan bisa saja terjadi tapi...
Semua Allah jua kita kembalikan
Dunia tanpa Akhir DipertanggungJawabkan
Alangkah baiknya apabila kita selalu mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dan juga melakukan persiapan untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
Perhatikan firman Allah Azza Wajalla sebagai berikut ini :
1. Berkaca pada peristiwa membuka hijab* (Marifatullah)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr [59]:18)
Ibnu Katsir menerangkan, yang dimaksud dengan ;
"Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)” adalah intropeksilah diri kalian sebelum nanti dihisab oleh Allah Azza Wajalla, dan perhatikanlah amal sholeh apa yang telah kau investasikan untuk bekal akhir nanti".
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:
"Beruntunglah orang yang selalu sibuk dengan aibnya sendiri dan meninggalkan aib orang lain". (HR. Addailami)
Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah SAW, bersabda:
"Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian".
Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Azza Wajalla”.
(HR. Imam Tirmidzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’) .
Hal ini menggambarkan pentingnya muhasabah dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Terdapat beberapa aspek yang perlu dimuhasabah oleh setiap muslim, antara lain :
Firman Allah berikut ini:
”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
(QS. Adz-Dzaariyaat [51]: 56)
2. Aspek pekerjaan, usia dan rezeki.
Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini:
Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad SAW.
Bahwa beliau bersabda,
”Tidak akan bergerak tapak kaki ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang lima perkara";
- Umurnya untuk apa dihabiskannya,
- Masa mudanya kemana dipergunakannya,
- Hartanya darimana ia memperolehnya dan Ke mana dibelanjakannya, serta
- Ilmunya sejauh mana pengamalannya.” (HR. Tirmidzi).
Karena hubungan kita dengan sesama manusia memegang peranan sangat penting.
Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini:
Dari Abi Hurairah r.a, Nabi SAW bersabda:
“Tahukah kamu siapa yang bangkrut itu?“,
mereka (sahabat) berkata: “Ya Rasulullah, orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya kesenangan dan uang” (kemudian)
Rasulullah menjawab:
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah
- Orang yang datang (pada hari kiamat) tanpa membawa pahala sholat, zakat, puasa dan haji.
- Sedang (ia) pun datang (dengan membawa dosa) karena memaki-maki orang, memukul orang, dan mengambil harta benda orang (hak–hak orang),
- Maka kebaikan-kebaikan orang (yang menzalimi) itu diambil untuk diberikan kepada orang-orang yang terzalimi.
- Waspadalah walau sudah meminta maaf tetap tak menggugurkan tergelincirnya lisan
Maka tatkala kebaikan orang (yang menzalimi) itu habis, sedang hutang (kezalimannya) belum terbayarkan, maka diambilkan kejahatan-kejahatan dari mereka (yang terzalimi) untuk di berikan kepadanya (yang menzalimi),
kemudian ia (yang menzalimi) dilemparkan kedalam neraka (HR. Muslim)
Bacalah ;
Konsep Hari Akhir (Kiamat) Penghancuran dan Kebangkitan:
Hari akhir adalah akhir dari kehidupan dunia, diikuti dengan kehancuran alam semesta, dan kemudian kebangkitan kembali semua manusia untuk dimintai pertanggungjawaban atas amal perbuatan mereka di dunia.
Penghisaban (Yaumul Hisab):
Ini adalah hari perhitungan di mana setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban secara rinci atas semua yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia.
Tidak Ada yang Luput: Tidak ada satu pun perbuatan, sekecil apa pun, yang akan terlewat dari perhitungan dan balasan Allah SWT, karena Allah Maha Adil dan Maha Melihat.
Bacalah juga ; Apakah engkau sudah melihat Allah sedangkan engkau sudah bersyahadat ?
Apa Saja yang Akan Dipertanggungjawabkan?
Menurut berbagai sumber, ada empat hal utama yang akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir:
kupasan detail maknanya ;
- Umur:
- Seluruh waktu dan usia yang telah diberikan akan dipertanyakan penggunaannya sejak baligh.
- Amal (Perbuatan):
- Semua perbuatan, baik yang baik maupun yang buruk, akan dihitung dan dinilai.
- Harta:
- Penggunaan harta yang dimiliki, bagaimana cara memperolehnya, dan bagaimana membelanjakannya, akan dipertanggungjawabkan.
- Ilmu:
- Ilmu yang dimiliki dan bagaimana ilmu tersebut diamalkan atau tidak diamalkan juga akan dimintai pertanggungjawaban.
Hikmah dan Konsekuensi Beriman pada Hari Akhir
Kesadaran Beramal: Kesadaran akan pertanggungjawaban akhirat mendorong seseorang untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan selalu berusaha berbuat baik.
Menjadikan Dunia Sebagai Ladang Amal: Dunia dipandang sebagai tempat sementara (jalan) untuk menanam kebaikan, yang akan dipanen di akhirat kelak, bukan sebagai tujuan utama. Menjauhi
Kecerobohan dan Kecurangan: Pemahaman bahwa setiap tindakan akan dimintai pertanggungjawaban membuat seseorang lebih jujur, adil, dan menghindari kecurangan dalam pekerjaan.
Motivasi untuk Beribadah: Kesadaran akan alam kubur dan hari akhir menumbuhkan semangat untuk lebih rajin beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah SWT.
Hidup Lebih Bermakna: Dengan adanya kesadaran akan balasan di akhirat, setiap langkah dalam hidup menjadi lebih bermakna dan dipandu oleh kesadaran spiritual.
Manfaat Muhasabah
Pastinya untuk instrospeksi diri antara lain :
Mengidentifikasi aib-aib yang terdapat dalam diri kita.
Siapapun Orang beriman menyakini bahwasanya dunia ini adalah bukan akhir dari segalanya,
Bukan pula akhir dari suatu kehidupan yang setelahnya Dunia tanpa akhir dipertanggungjawaban.
Firman Allah SWT:
- “Dan Sesungguhnya hari Kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)” (QS, Adh Dhuha [93]: 4).
Melahirkan rasa malu terhadap Allah Azza Wajalla.
Malu sesuatu yang sangat penting, karena ia termasuk dalam keImanan.
Perhatikan hadits berikut ini:
- Rasulullah SAW melewati seorang anshor yang sedang menasehati saudaranya tentang rasa malu, maka Rasulullah bersabda: “ Biarkanlah ia memiliki rasa malu karena malu itu termasuk dalam keimanan” (HR. Bukhori dan Muslim). Bahkan lebih dari itu, dalam hadits lain dinyatakan:
“Iman dan rasa malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi. Bila rasa malu tidak ada, maka imanpun akan sirna” (HR. Al Hakim).
Firman Allah SWT berikut ini:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS. Al Mu’minuun [23]
Note;
*Hijab bukan phisik tapi secara marifat (khusus)




