Selasa, 19 Maret 2024

Tafsir Al Anaam Ayat 21 - 32

Inilah Surat Ali Anaam Ayat 1 -12 Tentang Binatang ternak

Surah ke-6. Terdiri dari 165  ayat. Makkiyah

 Menerangkan


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.



21


وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ 

Wa man aẓlamu mimmaniftarā ‘alallāhi każiban au każżaba bi'āyātih(ī), innahū lā yufliḥuẓ-ẓālimūn(a). 

Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung. 

22 

وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا ثُمَّ نَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَيْنَ شُرَكَاۤؤُكُمُ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ 

Wa yauma naḥsyuruhum jamī‘an ṡumma naqūlu lil-lażīna asyrakū aina syurakā'ukumul-lażīna kuntum taz‘umūn(a). 

(Ingatlah) tatkala Kami kumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang mempersekutukan Kami, “Manakah sekutu-sekutumu yang kamu sangkakan?” 

23

 ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا وَاللّٰهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِيْنَ 

Ṡumma lam takun fitnatuhum illā an qālū wallāhi rabbinā mā kunnā musyrikīn(a). 

Kemudian, mereka tidak punya jawaban atas kebohongan mereka, kecuali (terpaksa) mengatakan, “Demi Allah, Tuhan kami, kami bukanlah orang-orang musyrik.” 

24

 اُنْظُرْ كَيْفَ كَذَبُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ

 

 Unẓur kaifa każabū ‘alā anfusihim wa ḍalla ‘anhum mā kānū yaftarūn(a). 

Perhatikanlah (Nabi Muhammad) bagaimana mereka berdusta terhadap diri sendiri. Lenyaplah dari mereka apa (kebohongan) yang selalu mereka ada-adakan. 

25

 وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَ ۚوَجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًا ۗوَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءُوْكَ يُجَادِلُوْنَكَ

 يَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ 

Wa minhum may yastami‘u ilaik(a), wa ja‘alnā ‘alā qulūbihim akinnatan ay yafqahūhu wa fī āżānihim waqrā(n), wa iy yarau kulla āyatil lā yu'minū bihā, ḥattā iżā jā'ūka yujādilūnaka yaqūlul-lażīna kafarū in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn(a). 

Di antara mereka ada yang mendengarkan engkau (Nabi Muhammad membaca Al-Qur’an), padahal Kami menjadikan di hati mereka penutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami jadikan) pada telinga mereka penyumbat. Jika mereka melihat segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak beriman padanya, sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini (Al-Qur’an) tiada lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.” 

26 

وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ وَيَنْـَٔوْنَ عَنْهُ ۚوَاِنْ يُّهْلِكُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ 

Wa hum yanhauna ‘anhu wa yan'auna ‘anh(u), wa iy yuhlikūna illā anfusahum wa mā yasy‘urūn(a). Mereka melarang (orang lain) mendengarkannya (Al-Qur’an) dan mereka pun menjauhkan diri darinya. Mereka tidak membinasakan kecuali diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak menyadari. 

27

 وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلَى النَّارِ فَقَالُوْا يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ 

Wa lau tarā iż wuqifū ‘alan-nāsi fa qālū yā laitanā nuraddu wa lā nukażżiba bi'āyāti rabbinā wa nakūna minal-mu'minīn(a).

 Seandainya engkau (Nabi Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan (ke dunia), tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, dan kami menjadi orang-orang mukmin.” 

28 

بَلْ بَدَا لَهُمْ مَّا كَانُوْا يُخْفُوْنَ مِنْ قَبْلُ ۗوَلَوْ رُدُّوْا لَعَادُوْا لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ 

Bal badā lahum mā kānū yukhfūna min qabl(u), wa lau ruddū la‘ādū limā nuhū ‘anhu wa innahum lakāżibūn(a). 

Namun, (sebenarnya) kejahatan yang mereka selalu sembunyikan dahulu telah tampak bagi mereka. Seandainya dikembalikan (ke dunia), tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Sesungguhnya mereka benar-benar para pendusta. 

29

 وَقَالُوْٓا اِنْ هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوْثِيْنَ 

qālū in hiya illā ḥayātunad-dun-yā wa mā naḥnu bimab‘ūṡīn(a). 

Mereka pun akan mengatakan, “Hidup hanyalah di dunia ini dan kita tidak akan dibangkitkan.” 

30

 وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلٰى رَبِّهِمْ ۗ قَالَ اَلَيْسَ هٰذَا بِالْحَقِّ ۗقَالُوْا بَلٰى وَرَبِّنَا ۗقَالَ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ ࣖ 

Wa lau tarā iż wuqifū ‘alā rabbihim, qāla alaisa hāżā bil-ḥaqq(i), qālū balā wa rabbinā, qāla fa żūqul-‘ażāba bimā kuntum takfurūn(a). 

Seandainya engkau (Nabi Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah engkau melihat peristiwa yang luar biasa). Dia berfirman, “Bukankah (kebangkitan) ini benar?” Mereka menjawab, “Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Dia berfirman, “Rasakanlah azab ini karena kamu selalu kufur (kepadanya).”

 31

 قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوْا يٰحَسْرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطْنَا فِيْهَاۙ وَهُمْ يَحْمِلُوْنَ اَوْزَارَهُمْ عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ 

Qad khasiral-lażīna każżabū biliqā'illāh(i), ḥattā iżā jā'athumus-sā‘atu bagtatan qālū yā ḥasratanā ‘alā mā farraṭnā fīhā, wa hum yaḥmilūna auzārahum ‘alā ẓuhūrihim, alā sā'a mā yazirūn(a).

 Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah. Maka, apabila hari Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami atas kelalaian kami tentangnya (hari Kiamat),” sambil memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu. 

 

 

Nara sumber ; Al Quran Kemenag  

 


Mudah - mudahan artikel ini menambah keIMANAN kita bersama, disajikan dalam seputar AL QUR'AN, AYAT, Tafsir Al An'aam, Jika Anda ingin membaca artikel lain tersaji dalam ;


Bacalah juga :



Kesimpulan ;

Demikian uraian singkat artikel tentang Tafsir Al Anaam Ayat 21 - 32
Semoga bermamfaat dan menambah wawasan keImanan serta berpikir Cerdas, nantikan informasi Update
by Spiritual Medicine

Blog Post

Related Post

Bacalah float

Bacalah yang menarik

Back to Top

Cari Artikel

Label