Kita perlu untuk Belajar menjadi Pendengar yang baik dalam Islam
dalam ketaatan berIbadah
Banyak orang yang lebih suka jika dialah sang pembicara, sementara yang lain mendengarkan perkataannya.
Banyak diantara kita tatkala mendengarkan saudaranya berbicara, maka segera dia potong… padahal saudaranya belum selesai berbicara…
Bahkan, ia membantah pembicaraan saudaranya, sebelum saudaranya selesai menyampaikan argumentasinya.
Inilah gambaran diri belum mengenal rabnya, Yuk kita banyak belajar
Diantara adab yang tinggi yang diajarkan oleh salaf adalah mendengarkan pembicaraan saudara dengan baik.
عن عطاء: إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحَدِّثُنِي بِالْحَدِيْثِ، فَأُنْصِتُ لَهُ كَأَنِّي لَمْ أَسْمَعْهُ، وَقَدْ سَمِعْتُهُ قَبْلَ أَنْ يُوْلَدَ
‘Allah rahimahullah berkata;
“Sesungguhnya seseorang menyampaikan kepadaku tentang suatu pembicaraan, maka akupun seksama mendengarkannya.
Seakan-akan aku tidak pernah mendengarnya. Padahal aku telah mengetahuinya, sebelum ia dilahirkan” (Siyar A’laam An-Nubalaa 5/86)
Tidak semua orang bisa sabar mendengar pembicaraan orang lain, terutama pembicaraan yang mutar-mutar tidak karuan (berbelit-belit).
Terkadang pembicaraan yang disampaikan kita sudah mengetahui dan telah ia dengarkan sebelumnya, bahkan berulang.
Namun bagaimana belajar mendengarkan pembicaraan saudara dengan baik,
Merupakan akhlak yang sangat mulia jika kita terapkan dalam kehidup keseharian dalam memahami Ajaran Islam yang utuh.
Belajarlah meneladani rasullullah karena :
– Sikap ini menunjukkan ketawadhu’an seseorang.
– Menunjukkan penghargaannya terhadap saudaranya.
– Menjaga perasaan saudaranya.
– Menyenangkan hati saudaranya yang tentunya senang jika pembicaraannya didengarkan dengan seksama.
Semoga Allah Azza Wa Jalla memberikan hidayah Islam yang utuh pada Hambanya yang mau tetap belajar terus sampai Allah memanggilnya.
Barakallahfikum…